
5 Orang Terkaya di Dunia Kripto: dari CZ Binance hingga Michael Saylor
- Kisah para miliarder kripto ini menunjukkan bahwa keberhasilan dalam dunia aset digital bukan hanya soal keberuntungan, tapi juga soal keberanian mengambil risiko, membaca peluang, dan membangun ekosistem yang kuat. Mulai dari CZ dengan Binance-nya, hingga Michael Saylor dengan aksi beli Bitcoinnya yang fenomenal, mereka semua menorehkan sejarah besar dalam dunia finansial modern.
Tren Pasar
JAKARTA - Industri kripto telah mencetak banyak miliarder dalam waktu singkat, berkat lonjakan harga aset digital dan semakin luasnya adopsi teknologi blockchain di seluruh dunia. Dari pendiri bursa kripto hingga investor awal yang nekat bertahan saat pasar penuh gejolak, para pemain besar ini berhasil mengumpulkan kekayaan fantastis.
Kisah para miliarder kripto ini menunjukkan bahwa keberhasilan dalam dunia aset digital bukan hanya soal keberuntungan, tapi juga soal keberanian mengambil risiko, membaca peluang, dan membangun ekosistem yang kuat. Mulai dari CZ dengan Binance-nya, hingga Michael Saylor dengan aksi beli Bitcoinnya yang fenomenal, mereka semua menorehkan sejarah besar dalam dunia finansial modern.
Buat kamu yang tertarik dengan dunia kripto, penting untuk belajar dari perjalanan mereka. Tapi ingat, investasi kripto tetap punya risiko tinggi, jadi pastikan kamu paham betul sebelum terjun ke dalamnya.
- Peluang dan Prosedur Bekerja di Jepang: Gaji, Syarat, dan Tips Sukses
- Di Balik Koreksi Harga BBRI, Ada Sinyal Beli dari JPMorgan dan Puluhan Analis
- Saham BBRI Diprediksi Naik 27 Persen, Worth It Buat Investasi?
1. Changpeng Zhao (CZ) – Kekayaan: US$45 miliar (sekitar Rp731 triliun)
Kalau ngomongin dunia kripto, nama Changpeng Zhao atau yang akrab disapa CZ pasti langsung terlintas. Ia adalah pendiri sekaligus mantan CEO Binance, bursa kripto terbesar di dunia berdasarkan volume transaksi.
Perjalanan CZ di dunia teknologi dimulai dari profesi sebagai pengembang perangkat lunak. Namun titik balik hidupnya terjadi pada 2013, saat dia bermain poker dengan CEO BTCC Bobby Lee. Saran Lee untuk membeli Bitcoin membuat CZ menjual apartemennya demi investasi awal ke dunia kripto.
Keputusan nekat ini terbukti jitu. Meski harga Bitcoin sempat turun, tak lama kemudian nilainya meroket. CZ lalu mendirikan Binance pada 2017 dan dalam waktu 90 hari saja platform ini sudah meraup keuntungan besar.
Pada 2023, CZ mundur dari posisi CEO setelah mengaku bersalah dalam kasus pelanggaran hukum anti-pencucian uang di AS. Meski begitu, Binance tetap berjaya dengan lebih dari 250 juta pengguna di seluruh dunia hingga akhir 2024. Menurut Forbes, CZ masih menguasai sekitar 90% saham Binance—angka yang cukup untuk menjadikannya orang terkaya di dunia kripto.
2. Brian Armstrong – Kekayaan: US$15 miliar (sekitar Rp243,67 triliun)
Brian Armstrong adalah sosok di balik Coinbase, salah satu bursa kripto paling terkenal di Amerika Serikat. Bersama Fred Ehrsam, ia mendirikan Coinbase pada 2012 setelah sebelumnya bekerja sebagai insinyur perangkat lunak di Airbnb.
Inspirasi Armstrong datang dari kesulitan mengirim uang ke Amerika Selatan. Masalah itu memicunya untuk membangun platform yang lebih efisien, dan dia pun mulai merancang Coinbase di malam hari dan akhir pekan, sambil tetap bekerja di siang harinya.
Langkahnya terbukti sukses besar. Coinbase resmi melantai di Nasdaq pada 2021 dan kini memiliki kapitalisasi pasar sekitar US$89 miliar. Hingga April 2025, Armstrong masih memegang sekitar 13% saham Coinbase dan namanya dikenal luas sebagai salah satu tokoh paling berpengaruh di ekosistem kripto global.
Baca Juga: Kisah di Balik Lahirnya Binance: Dari Meja Poker Menjadi Raksasa Kripto
3. Cameron & Tyler Winklevoss – Kekayaan: US$13,7 miliar (sekitar Rp222,3 triliun)
Si kembar Winklevoss—Cameron dan Tyler—awalnya dikenal karena konflik hukum mereka dengan Mark Zuckerberg soal pendirian Facebook. Tapi siapa sangka, dari penyelesaian kasus itu mereka justru menemukan ladang emas digital: Bitcoin.
Pada 2012, mereka menginvestasikan US$11 juta ke dalam Bitcoin, saat harga mata uang digital ini masih sangat murah. Investasi tersebut menjadikan mereka miliarder Bitcoin pertama di dunia pada 2017.
Tak berhenti di situ, pada 2014 mereka mendirikan Gemini, sebuah bursa kripto yang mengedepankan keamanan dan kepatuhan hukum. Cameron kini menjabat sebagai presiden, sementara Tyler sebagai CEO. Meskipun tidak ada data resmi, keduanya diyakini masih memegang mayoritas saham Gemini dan aktif mendorong regulasi kripto yang lebih ketat demi keamanan pengguna.
4. Giancarlo Devasini – Kekayaan: US$11,5 miliar (sekitar Rp186,8 triliun)
Nama Giancarlo Devasini mungkin tidak sepopuler CZ atau Armstrong di kalangan umum, tapi di dunia stablecoin, ia adalah pemain utama. Mantan dokter bedah plastik asal Italia ini banting setir ke industri teknologi, lalu menemukan ketertarikannya pada dunia kripto, khususnya Bitcoin.
Devasini kemudian bergabung dengan Bitfinex sebagai Chief Financial Officer (CFO) dan menjadi salah satu sosok kunci di balik pendirian Tether pada 2014—perusahaan penerbit stablecoin terbesar di dunia.
Pada Maret 2025, Devasini resmi ditunjuk sebagai ketua Tether setelah bertahun-tahun menjabat sebagai CFO. Menurut Forbes, ia menguasai sekitar 47% saham Tether. Meskipun lebih sering beroperasi di balik layar, pengaruhnya dalam industri stablecoin sangat besar dan signifikan.
- Anak Muda Mulai Lirik Sepeda, Tapi Belum Jadi Moda Utama
- Simak! Ini Tips Investasi Saham Saat PMI Anjlok
- Sanjaya Internasional Fishery (SIF) Gandeng MGM Bosco Logistics Kembangkan Cold Storage Terintegrasi
5. Michael Saylor – Kekayaan: US$8,3 miliar (sekitar Rp134,83 triliun)
Michael Saylor adalah otak di balik strategi besar-besaran investasi Bitcoin oleh perusahaan MicroStrategy, yang kini dikenal sebagai Strategy. Ia mendirikan perusahaan ini sejak 1989 dan menjabat sebagai CEO hingga 2022, sebelum berpindah posisi menjadi ketua eksekutif.
Keputusannya untuk mengalihkan sebagian besar kas perusahaan ke dalam Bitcoin sempat dipandang kontroversial. Namun hasilnya sangat mengejutkan—harga saham Strategy naik lebih dari 700% selama 2024 karena dianggap sebagai kendaraan investasi terhadap Bitcoin.
Per 30 Juni 2025, Strategy tercatat memiliki 597.325 Bitcoin dengan rata-rata harga beli sekitar US$70.982 per koin. Langkah agresif ini membuat Saylor menjadi salah satu tokoh paling vokal dan berpengaruh dalam komunitas Bitcoin global.