
4 Crazy Rich RI Ini Pesta Cuan Triliunan Sehari, Apa Pelajaran Buat Investor Ritel?
- Jangan cuma FOMO! Belajar dari 4 Crazy Rich RI yang untung triliunan sehari. Ini 3 pelajaran investasi penting dari reli saham DCII, BREN, dan CDIA.
Tren Pasar
JAKARTA – Pasar modal Indonesia hari ini, Jumat, 18 Juli 2025, menjadi panggung ledakan kekayaan yang luar biasa. Empat taipan papan atas, Otto Toto Sugiri, Marina Budiman, Prajogo Pangestu, dan Han Arming Hanafia, secara kolektif mencatatkan tambahan harta senilai US$10 miliar atau sekitar Rp162,90 triliun hanya dalam satu hari.
Fenomena ini bahkan menempatkan tiga di antaranya, yaitu Otto, Marina, dan Prajogo, dalam daftar lima besar orang dengan lonjakan kekayaan tertinggi di seluruh dunia pada hari ini, menurut data real-time Forbes.
Lonjakan kekayaan fantastis ini tentu bukan sihir, melainkan didorong oleh pergerakan liar saham-saham yang mereka kendalikan. Lantas, dari mana sumbernya dan apa artinya ini bagi kita sebagai investor ritel? Mari kita bedah lima poin pentingnya.
- Emas Lagi Loyo, Kok Platinum Malah Pesta Pora ke Rekor Tertinggi Satu Dekade?
- Pukul Rata, Trump Umumkan Tarif 10 Persen untuk 150 Negara
- Es Unik Berusia 1,5 Juta Tahun akan Dicairkan Guna Mengungkap Misteri
1. Mesin Uang Bernama DCII
Sumber keuntungan terbesar datang dari meroketnya saham emiten data center, PT DCI Indonesia Tbk (DCII). Saham ini melesat +16,13% ke level Rp259.250 pada sesi I, membuat kapitalisasi pasarnya melonjak menjadi Rp617,79 triliun dan berhasil menggusur raksasa perbankan, BBRI.
Kenaikan ini secara langsung menguntungkan para pengendali utamanya. Berdasarkan data, Otto Toto Sugiri menguasai 29,9% saham DCII, disusul oleh Marina Budiman dengan 22,51%, Han Arming Hanafia 14,11%, serta Anthoni Salim yang juga tercatat menggenggam 11,12%.
Dengan harga saham DCII saat ini, nilai kepemilikan Otto Toto Sugiri di emiten ini ditaksir mencapai Rp174 triliun. Sementara itu, porsi saham Marina Budiman bernilai sekitar Rp131 triliun, dan Han Arming Hanafia sekitar Rp82 triliun.
2. Tiga 'Kuda Pacu' Portofolio Prajogo Pangestu
Di sisi lain, Prajogo Pangestu kembali memantapkan statusnya sebagai orang terkaya di Indonesia. Hartanya bertambah US$2,4 miliar dalam sehari, yang disumbang oleh performa gemilang dari tiga emiten andalannya yang kompak menghijau secara bersamaan.
Saham pendatang baru, PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA), yang baru IPO, kembali menjadi bintang. Saham ini ditutup naik 25% (ARA) hari ini, melanjutkan reli kencangnya sejak harga penawaran perdana di level Rp190 per saham.
3. Apa Artinya Ini Bagi Investor Ritel?
Ledakan kekayaan ini bisa memicu Fear Of Missing Out (FOMO) yang sangat besar. Namun, penting untuk diingat bahwa keuntungan triliunan ini diraih dari kepemilikan saham masif yang sudah dibangun sejak lama, sebuah posisi yang sangat berbeda dengan investor ritel.
Saham-saham pendorong kekayaan ini, seperti DCII dan BREN, memiliki valuasi yang sangat premium dan volatilitas ekstrem. Potensi keuntungannya memang besar, namun risiko penurunannya juga sama besarnya, sehingga tidak cocok untuk semua profil risiko investor.
Pelajaran utamanya bukanlah ikut-ikutan membeli saham ini di harga puncaknya. Melainkan, belajar mengidentifikasi sektor dengan potensi jangka panjang, seperti data center (DCII) dan energi hijau (BREN), yang menjadi kunci sukses para taipan tersebut.
4. Dampak ke Papan Atas Bursa
Reli kencang saham-saham ini secara langsung mengubah peta kekuatan di puncak Bursa Efek Indonesia. Lonjakan harga DCII berhasil membuatnya naik ke peringkat kelima emiten dengan kapitalisasi pasar terbesar, secara resmi menggulingkan raksasa perbankan, BBRI.
Sementara itu, penguatan saham BREN semakin memantapkan posisinya sebagai emiten dengan market cap nomor satu di bursa. Kapitalisasi pasarnya yang mencapai Rp1.113,76 triliun kini semakin menjauh dari BBCA yang berada di posisi kedua.
5. Sisi Lain Portofolio Prajogo: Fenomena CDIA
Kemenangan Prajogo tidak hanya dari BREN. Performa fantastis ditunjukkan oleh CDIA, yang sejak IPO di harga Rp190 terus mengalami ARA hingga kini menyentuh Rp975, membuat kapitalisasi pasarnya meroket pesat menjadi Rp121,07 triliun.
Selain itu, penguatan saham holding-nya, BRPT, juga menandakan kepercayaan pasar yang solid terhadap grup Barito secara keseluruhan. Ini menunjukkan diversifikasi aset yang kuat di dalam portofolio sang maestro, tidak hanya bergantung pada satu emiten saja.