
35 Persen Klaim Asuransi Allianz Berasal dari Generasi Produktif
- Fakta yang mengejutkan, 35% dari klaim tersebut berasal dari nasabah berusia di bawah 40 tahun. Ini menandakan bahwa penyakit kritis tidak lagi hanya mengancam kelompok lansia, tetapi juga mengintai generasi muda usia produktif.
IKNB
JAKARTA - Indonesia tengah menghadapi lonjakan kasus penyakit kritis yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Berdasarkan Laporan Tahunan JKN 2023, sepanjang periode 2018 hingga 2023, tercatat bahwa penyakit jantung menduduki peringkat tertinggi dalam jumlah kasus dan beban pembiayaan layanan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Jumlah kasus penyakit jantung meningkat hingga 72%, sementara beban jaminannya naik sebesar 88%. Tak hanya itu, kasus kanker menunjukkan lonjakan drastis sebesar 94%, dengan peningkatan beban jaminan mencapai 101%.
Sementara itu, stroke mencatatkan peningkatan kasus sebesar 81%, dengan pembengkakan biaya pengobatan hingga 129%. Angka-angka ini mencerminkan semakin seriusnya ancaman penyakit kritis terhadap sistem kesehatan nasional.
World Economic Forum pada tahun 2015 memperkirakan bahwa kerugian ekonomi akibat penyakit tidak menular di Indonesia, seperti jantung dan kanker, dapat mencapai US$4,47 triliun dalam rentang 2012–2030. Nilai ini lebih dari tiga kali lipat Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada 2024 yang diperkirakan sebesar US$1,44 triliun.
- Mulai Hari Ini, Berikut Cara Cek Bansos PKH Mei 2025
- Asing Serbu Saham ANTM Senilai Rp2,75 Triliun, Target Rp3.200 Kian Dekat!
- Saham INCO Melejit di Tengah Rencana Pembagian Dividen Rp569 Miliar, Target Berapa?
Kerugian ini bukan hanya berasal dari beban biaya pengobatan, tetapi juga dari hilangnya produktivitas karena pasien tidak mampu bekerja selama masa pemulihan. Hal ini menambah tekanan finansial, terutama bagi keluarga yang menggantungkan penghasilan pada satu orang pencari nafkah.
Klaim Penyakit Kritis Didominasi Generasi Produktif
Data PT Asuransi Allianz Life Indonesia juga menggarisbawahi tren serupa. Dalam tiga tahun terakhir, mayoritas klaim asuransi penyakit kritis yang dibayarkan oleh Allianz Life terkait tiga penyakit utama: kanker, penyakit jantung, dan stroke. Pada tahun 2024 saja, perusahaan telah membayarkan manfaat perlindungan penyakit kritis lebih dari Rp560 miliar untuk lebih dari 2.800 klaim.
Fakta yang mengejutkan, 35% dari klaim tersebut berasal dari nasabah berusia di bawah 40 tahun. Ini menandakan bahwa penyakit kritis tidak lagi hanya mengancam kelompok lansia, tetapi juga mengintai generasi muda usia produktif. Ketika individu usia produktif terdiagnosa penyakit serius, hal ini dapat berdampak besar pada kondisi keuangan dan perencanaan masa depan keluarga.
Allianz Critical Plus: Solusi Proteksi Kesehatan dan Finansial
Melihat tantangan ini, Allianz Life Indonesia meluncurkan produk terbaru, Asuransi Allianz Critical Plus. Produk ini dirancang sebagai solusi asuransi jiwa berjangka yang memberikan perlindungan menyeluruh terhadap risiko penyakit kritis, sekaligus membantu nasabah menjaga stabilitas keuangan di masa sulit.
Alexander Grenz, Country Manager & Direktur Utama Allianz Life Indonesia, mengatakan bahwa Allianz Indonesia berkomitmen untuk selalu berada di garis depan dalam menyediakan solusi yang relevan bagi nasabah, terutama untuk kesehatan.
"Kami memahami bahwa penyakit kritis tidak hanya berdampak pada kesehatan, tetapi juga dapat mengganggu stabilitas finansial keluarga. Melalui Asuransi Allianz Critical Plus, kami berharap dapat membantu lebih banyak keluarga Indonesia meminimalisir risiko dampak finansial dan tetap dapat memenuhi kebutuhan hidup, sehingga mereka dapat fokus pada hal yang paling penting: pemulihan kesehatan,” ujar Alexander saat membuka peluncuran Asuransi Allianz Critical Plus di Jakarta, Kamis, 22 Mei 2025.
Kisah Nyata: Pentingnya Proteksi Sejak Dini
Dalam peluncuran produk tersebut yang digelar pada 22 Mei 2025 di Jakarta, publik figur Tasya Kamila turut hadir dan membagikan pengalamannya menghadapi risiko penyakit kritis dalam keluarga. Ia menceritakan bagaimana suaminya didiagnosa kanker getah bening Hodgkin’s Lymphoma saat masih berusia 31 tahun.
“Suami saya didiagnosis dengan kanker getah bening Hodgkin's Lymphoma di usia 31 tahun. Saat itu, ia dalam kondisi sehat dan sedang mempersiapkan diri untuk lomba marathon. Bersamaan juga dengan mempersiapkan kuliah pascasarjana, ia baru saja resign dari pekerjaannya dan kami belum memiliki asuransi pribadi. Langkah yang kami lakukan saat itu adalah menjalani pengobatan dengan segera, jadi kami mengandalkan tabungan dan dana darurat untuk biaya pengobatan. Di sisi lain, saya juga harus mengatur waktu dengan lebih bijak untuk mendampingi pengobatan suami dan mengurus anak pertama kami yang berusia 1 tahun. Pengalaman ini mengajarkan kami betapa pentingnya memiliki perlindungan finansial untuk menghadapi risiko yang datang secara tiba-tiba,” ungkap Tasya.
Pentingnya Perencanaan Keuangan dan Mitigasi Risiko
Aliyah Natasya, seorang perencana keuangan bersertifikat (Certified Financial Planner), turut menyoroti rendahnya ketahanan finansial sebagian besar keluarga di Indonesia dalam menghadapi risiko penyakit kritis. Ia menjelaskan bahwa beban biaya akibat penyakit tidak berhenti di rumah sakit saja.
“Ketika ada anggota keluarga terdiagnosa penyakit kritis, biaya tidak hanya berhenti di rumah sakit, tapi ada banyak biaya lain yang dibutuhkan untuk mendukung pengobatan serta biaya-biaya rutin lainnya yang tetap berjalan. Hal ini semakin memberikan tekanan finansial ketika yang terkena penyakit kritis adalah pencari nafkah, di mana dia tidak bisa memperoleh penghasilan selama sakit. Penting untuk dipahami bahwa perencanaan keuangan itu krusial dan yang tidak bisa ditunda adalah perlindungan. Tidak semua orang punya tabungan atau aset likuid yang cukup dipakai saat darurat. Karena itu, mitigasi risiko seperti dana darurat dan asuransi menjadi fondasi penting dalam perencanaan keuangan keluarga, dan harus disiplin agar rencana masa depan keluarga tidak terganggu,” tegas Aliyah.
Perlindungan Menyeluruh bagi Generasi Produktif
Produk Asuransi Allianz Critical Plus dikembangkan untuk menjawab kebutuhan generasi produktif yang semakin menyadari pentingnya proteksi finansial. Menurut Cheang Khai Au, Chief Product Officer Allianz Life Indonesia, produk ini memberikan perlindungan yang komprehensif sejak tahap awal penyakit hingga meninggal dunia.
“Asuransi Allianz Critical Plus hadir sebagai solusi inovatif yang memberikan manfaat ekstra untuk memberikan keamanan finansial bagi keluarga di masa sulit. Dengan manfaat yang mencakup perlindungan penyakit kritis lengkap, sejak tahap awal, meninggal dunia, serta manfaat akhir kontrak, dan pengembalian premi jika tertanggung masih hidup hingga akhir masa perlindungan, yang memberikan nilai lebih dan ketenangan bagi keluarga Indonesia,” jelas Khai Au.
Fitur Unggulan Asuransi Allianz Critical Plus
Produk Allianz Critical Plus menawarkan beberapa manfaat utama yang dirancang untuk memberi ketenangan finansial kepada nasabah:
1. Perlindungan penyakit kritis komprehensif: Jika tertanggung didiagnosa penyakit kritis tahap lanjut, manfaat sebesar hingga 150% Uang Pertanggungan akan dibayarkan.
2. Perlindungan sejak tahap awal: Memberikan manfaat 25% dari Uang Pertanggungan saat diagnosis awal penyakit kritis, serta pembebasan premi untuk masa polis berikutnya.
3. Pengembalian premi: Jika tertanggung masih hidup hingga akhir masa perlindungan, atau meninggal dunia, nasabah akan menerima pengembalian premi sebesar 150% dari total premi yang telah dibayarkan.
- Saham PGEO hingga GOTO Menguat Paling Kencang di LQ45
- Saham BBRI dan Bank Besar Melemah Serempak, Tapi Ada Potensi Upside
- Sejarah Penetapan Hari Kebangkitan Nasional: Dari Budi Utomo hingga Simbol Semangat Persatuan
Solusi Proteksi Masa Kini untuk Masa Depan yang Aman
Dengan peluncuran produk ini, Allianz Indonesia kembali menegaskan komitmennya dalam menghadirkan solusi perlindungan yang relevan dan adaptif terhadap dinamika kebutuhan masyarakat modern, di tengah risiko kesehatan dan tekanan ekonomi yang terus berkembang.
“Allianz Critical Plus hadir untuk melindungi nasabah dalam situasi paling genting. Kami ingin memastikan bahwa keluarga Indonesia memiliki ketenangan finansial ketika menghadapi risiko kesehatan yang tidak terduga. Dengan proteksi sejak tahap awal, manfaat hingga 150% saat diagnosis penyakit kritis tingkat lanjut, serta pengembalian premi jika tertanggung tetap hidup, produk ini dirancang menjadi perlindungan yang menyeluruh,” pungkas Cheang Khai Au.