Aktifitas Bursa Saham - Panji 4.jpg
Tren Pasar

1 Lot Saham Nggak Lagi 100 Lembar? Sinyal BEI Biar Gen Z Makin Gampang Jadi Investor

  • BEI tengah mengkaji aturan 1 lot saham dari 100 lembar menjadi 10 lembar, bikin saham blue chip seperti BBCA dan BBRI lebih terjangkau bagi investor pemula. Ini mirip di Korea dan London, jadi siap nabung saham?

Tren Pasar

Alvin Bagaskara

JAKARTA - Pernah nggak sih kamu lagi scroll aplikasi saham, lihat saham keren kayak PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) atau PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), terus semangat pengen beli, tapi langsung minder pas lihat harganya? 

Yup, buat beli 1 lot (100 lembar) saham blue chip tersebut, seringkali butuh modal jutaan atau nyaris puluhan jutaan Rupiah. Kondisi ini sering bikin kaum mendang-mending atau bergaji UMR, mayoritas warga Indonesia kayak jadi mikir dua kali.

Tapi, ada kabar segar dari Bursa Efek Indonesia (BEI)! Otoritas pasar modal kita ini lagi serius banget mengkaji rencana buat merombak aturan "lot size". Wacana yang beredar adalah mengurangi jumlah lembar saham dalam satu lot, yang saat ini dipatok sebanyak 100 lembar. 

Kalau ini beneran kejadian, ini bisa jadi game-changer besar yang pada gilirannya membuka gerbang investasi saham buat jutaan anak muda Indonesia. Terlebih, saat ini mayoritas investor di pasar modal Indonesia didominasi investor Gen Z yang sangat digital-native.

Kenapa Ini Penting Banget Buat Kamu? 

Tujuan utama di balik rencana ini, seperti yang diungkapkan Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik, padalah untuk pendalaman pasar. BEI ingin membuat investasi saham lebih inklusif, sehingga tidak lagi menjadi barang mewah yang hanya bisa diakses oleh kalangan tertentu. 

Dengan membuka pintu lebih lebar bagi semua kalangan, mulai dari mahasiswa hingga first jobber, secara otomatis akan lebih banyak orang yang bisa ikut bertransaksi. Semakin banyak orang yang jual-beli saham, maka pasar kita akan menjadi semakin "cair" atau likuid. 

Pasar yang likuid ini penting banget agar kamu bisa menjual sahammu kapan saja kamu butuh uangnya tanpa kesulitan mencari pembeli. Ini memberikan fleksibilitas lebih bagi para investor.

Selain itu, langkah ini juga merupakan upaya BEI agar tidak ketinggalan zaman. Jeffrey juga menyebut bahwa bursa-bursa di negara maju seperti London dan Korea Selatan bahkan sudah menerapkan satu lot sama dengan satu lembar saham, dan ini menjadi bahan studi penting bagi Indonesia untuk tetap kompetitif.

Biar Nggak Bingung, Yuk Kita Hitung!

Coba kita berandai-andai agar dampaknya lebih terasa. Ambil contoh saham idaman banyak orang, BBCA. Jika harga per lembarnya ada di kisaran Rp9.500, maka saat ini kamu butuh modal sekitar Rp950.000 untuk membeli satu lotnya. 

Namun, dengan aturan baru yang mungkin menetapkan 1 lot sama dengan 10 lembar, modal yang kamu perlukan bisa anjlok drastis menjadi hanya Rp95.000 saja. Begitu pula dengan saham populer lainnya seperti BBRI. 

Dari yang tadinya butuh modal sekitar Rp430.000 per lot, nantinya bisa ditebus dengan sekitar Rp43.000. Perbedaan ini jelas membuka peluang besar buat kamu untuk mulai "nabung saham" atau bahkan diversifikasi ke beberapa saham unggulan sekaligus dengan modal yang jauh lebih ringan.

Jadi, Kapan Aturan Ini Berlaku?

Sabar dulu, guys. BEI menegaskan semua ini masih dalam tahap kajian mendalam. Mereka tidak mau gegabah dan akan mempertimbangkan kondisi pasar dengan matang sebelum mengambil keputusan. "Kajian-kajian itu terus kami lakukan. Kapan itu akan diberlakukan, ya tentu kita akan melihat bagaimana kondisi pasar,” tutur Jeffrey. 

Selain itu, BEI juga sudah proaktif dengan menyebarkan survei ke para pelaku pasar untuk menampung masukan, sebuah sinyal bagus yang menunjukkan bahwa kebijakan ini dirumuskan dengan hati-hati.

Intinya, angin perubahan ini membawa harapan besar bagi investor ritel dan calon investor di Indonesia. Mimpi punya portofolio berisi saham-saham blue chip bukan lagi cuma angan-angan. Gimana menurutmu? Apa makin semangat buat investasi kalau aturan ini beneran diterapkan?