
1,6 Juta Warga Indonesia Keluar dari Garis Kemiskinan 2 Tahun Terakhir
- Hal itu tak lepas dari meningkatnya aktivitas ekonomi hingga inflasi yang semakin terkendali.
Makroekonomi
JAKARTA - Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan sekitar 1,6 juta orang keluar dari garis kemiskinan pada periode Maret 2021 hingga Maret 2023. Hal itu tak lepas dari meningkatnya aktivitas ekonomi hingga inflasi yang semakin terkendali.
Sebagai informasi, jumlah penduduk miskin pada Maret 2023 sebesar 25,90 juta orang menurut data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS). Angka tersebut turun 0,46 juta orang dari September 2022. Secara akumulatif, sejak Maret 2021 hingga Maret 2023 tercatat 1,6 juta orang yang berhasil keluar dari garis kemiskinan.
Secara spasial, tingkat kemiskinan per Maret 2023 menurun baik di perkotaan maupun di pedesaan. "Penurunan angka kemiskinan ini sejalan dengan terus menguatnya aktivitas ekonomi, menurunnya angka pengangguran, serta inflasi yang semakin terkendali,” ujar Kepala BKF, Febrio Kacaribu, dikutip dari kemenkeu.go.id, Selasa 18 Juli 2023.
Febrio mengatakan angka kemiskinan sebesar 25,90 juta orang atau 9,36% dari total jumlah penduduk lebih rendah dibanding angka kemiskinan saat prapendemi Maret 2019 sebesar 9,41%. Di sisi lain, angka tersebut sedikit di atas titik terendah prapandemi per September 2019 yakni sebesar 9,22%.
- Pemogokan Pekerja UPS Berpotensi Guncang Ekonomi AS
- ESG Jadi Penilaian Utama Investor, Ini yang Harus Dilakukan Perusahaan
- Mengenal Perbedaan Pasar Modal dan Pasar Uang
Namun demikian, penurunan angka kemiskinan yang berhasil dicapai tetap menjadi kabar baik mengingat angka kemiskinan Tanah Air sempat menyentuh dua digit setelah krisis pandemi.
“Pemerintah berkomitmen mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi, menciptakan kesempatan kerja yang lebih luas, dan menjaga stabilitas inflasi sehingga dapat mengakselerasi penurunan tingkat kemiskinan hingga di bawah level prapandemi,” kata Febrio.
Sejauh ini, penyaluran bansos Triwulan I-2023 dinilai efektif dengan realisasi Program Keluarga Harapan (PKH) mencapai 89,3% dan realisasi Kartu Sembako mencapai 86,5%. Pada Maret 2023, pemerintah sempat menggulirkan tambahan bantuan pangan beras dalam rangka menjaga akses pangan rumah tangga miskin dan rentan serta menjaga stabilitas harga pangan.
Kemiskinan Ekstrem
Lebih lanjut, BKF menyatakan tren penurunan kemiskinan tersebut sejalan dengan fokus kebijakan jangka pendek pemerintah untuk mempercepat penurunan kemiskinan ekstrem menjadi 0% pada tahun 2024 mendatang. “Dalam jangka panjang, penurunan kemiskinan akan menjadi pijakan untuk mencapai cita-cita Indonesia menjadi negara dengan pendapatan tinggi sebelum tahun 2045,” ujar Febrio.
Di samping itu, neraca perdagangan Indonesia di bulan Juni 2023 mencatatkan surplus sebesar US$3,45 miliar (Rp51,7 kuadriliun) dengan ekspor sejumlah US$20,61 miliar (Rp309 kuadriliun) dan impor US$17,15 miliar atau setara Rp257,1 kuadriliun.
Dengan demikian, total surplus perdagangan Indonesia secara kumulatif sejak Januari hingga Juni 2023 mencapai USD19,93 miliar atau setara Rp298,8 kuadriliun. Hal tersebut menandakan surplus neraca perdagangan Indonesia telah terjadi selama 38 bulan berturut-turut atau sekitar 3 tahun.